Home » » Menyemai Impian Meraih Sukses Mulia

Menyemai Impian Meraih Sukses Mulia

Menyemai Impian Meraih Sukses Mulia




Buku ini disajikan sebagai sebuah kisah inspirasi perjalanan mencari dan berbagi makna kehidupan bagi mereka yang melihat dan memahami segala peristiwa dalam kehidupan. Kisah-kisah yang tertulis dan terangkum dalam buku Menyemai Impian Meraih Sukses Mulia ini merupakan kumpulan pengalaman dan pengamatan hidup seorang Jamil Azzaini. Ada yang sudah disampaikan di media maupun pelatihan-pelatihan beliau.

Kebanyakan orang beranggapan bahwa epos itu mitos, dogma belaka dan hanya cocok untuk agamawan. Namun, Jamil Azzaini membuktikan bahwa epos adalah kemudahan bagi siapa saja. Kisah yang dibentangkan di buku ini merupakan kisah Anda juga, baik dulu, sekarang, maupun nanti. Pembuktian kisah-kisah Jamil ini bukanlah isapan jempol belaka. Pengalaman Anda sendiri yang membuktikannya.

Ada banyak kisah yang ditulis di buku ini, dan yang pasti semuanya meninspirasi. Salah satu kisah yang ditulis adalah tentang Bakar “Kapal” Anda.

Thoriq bin Ziyad adalah penakluk Spanyol yang kisah penaklukannya bisa kita jadikan suri teladan. Saat itu Thoriq bin Ziyad membawa 7.000 pasukan menyeberangi selat yang membelah benua Eropa dan Afrika dengan armada kapal. Setelah mendarat, Thoriq mengumpulkan seluruh anggota pasukan di sebuah bukit karang yang kini dikenal sebagai “Giblaltar” (Jabal Thoriq: bukit Thoriq). Dari bukit karang inilah Thoriq memerintahkan pasukannya membakar seluruh armada kapal yang baru saja mereka gunakan menyeberangi selat Afrika-Eropa.

Panglima gagah berani ini memberi pengarahan kepada seluruh anggota pasukan, “ Wahai seluruh pasukan, kemana lagi kalian akan lari? Di belakang kalian laut, dan di depan kalian musuh. Demi Allah, satu-satunya milik kalian saat ini hanyalah kejujuran dan kesabaran. Musuh dalam jumlah besar dan persenjataan lengkap siap menyongsong kalian, sedang senjata kalian adalah pedang. 
Ya, Thoriq melakukan perbuatan yang tidak umum. Membakar kapal. Cara itu dipilih Thoriq agar pasukannya tidak lari dari medan tempur. Pasukan yang hanya 7.000 itu ternyata mampu mengalahkan seratus ribu pasukan Raja Roderic, raja terakhir Hispania (sekarang Iberia) yang berasal dari bangsa Visigoth, dan terkenal lalim dan sombong.

Membakar kapal ini mengandung banyak makna. Pertama, bila ingin memenangkan persaingan dalam kehidupan, jangan pernah punya rencana untuk “lari dari gelanggang”. Seberat apapun rintangan, prolema, dan persaingan, semua harus kita hadapi. Kedua, singkirkan “comfort zone”. Bila kapal tetap ada, mental bertempur pasukan tentu akan lemah. Boleh jadi sebagian pasukan akan berfikir, “Ah, bila terdesak kita bisa kembali ke negeri kita dengan kapal ini. Tenang saja!”. Dunia berubah begitu cepat, tantangan yang akan kita hadapi semakin kompleks. Bila kita tak ingin dilindas zaman, segera “Bakar Kapal Anda”, lalu bertempurlah dan bersainglah secara ksatria.     

0 comments:

Post a Comment