Home » , » Buku Segenggam Iman Anak Kita

Buku Segenggam Iman Anak Kita

Buku Segenggam Iman Anak Kita


Yang perlu kita renungkan seraya mengingat bahwa sepeninggal kita nanti, di luar shadaqah jariyah dan ilmu bermanfaat, tak ada lagi yang dapat kita harapkan manfaatnya selain anak-anak sholih yang mendoakan. Artinya, pertama-tama mereka harus menjadi pribadi yang shalih dulu, lalu bersebab keshalihannya mereka mendoakan kita. Bisa saja anak mendoakan kita setiap hari meskipun mereka tidak shalih. Tetapi, manfaat apa yang dapat kita harap jika mereka mengerjakan apa-apa yang menjadi penghalang terkabulnya doa? Maka, atas doa anak-anak kita, yang pertama kali kita perlu risaukan adalah iman mereka; keshalihan mereka.

Tetapi, apakah yang menjadikan mereka senantiasa berkeinginan untuk mendoakan kita? Apakah yang membuat mereka senantiasa mengingat kita? Kedekatan emosi.

Jika anak-anak itu tidak pernah memiliki rasa rindu kepada kita, bagaimana kita berharap mereka akan senantiasa menyebut-nyebut nama kita dalam doa mereka sesudah kita tiada?Saat hidup saja tak dirindukan. Apalagi jika nyawa telah tercabut dari badan. Masalahnya, sudahkah kita menyemai rasa rindu di hati anak-anak kita? Sudahkah kita memanfaatkan saat-saat berharga untuk anak kita dengan membersamai mereka dan hadir dalam kehidupan mereka secara bermakna? Inilah yang agaknya perlu kita periksa lebih dalam: saat berharga untuk anak kita

Buku ini disajikan dengan gaya penulisan yang khas, disampaikan dengan pemutaran yang renyah dan mengalir, serta tidak terjebak pada panjangnya kalam dan rumitnya teori. Buku ini membincangkan hal-hal ideologis, sekaligus tidak kehilangan bagian-bagian yang praktis. Melalui buku ini, Fauzil Adhim menanamkan arti penting kepengasuhan (parenting) dan pendidikan anak berbasis tauhid, memaparkan berbagai hasil riset yang paling mutakhir dan ilmiah seputar kepengasuhan, dan meluruskan berbagai kesalahan metode dan teori pseudosains yang terlanjur populer. Oleh karenanya, sudah saatnya setiap orangtua lebih memperhatikan masa depan anak-anaknya, masa depan yang jauh lebih penting; masa depan akhirat. 


0 comments:

Post a Comment